Deteksi Dini Kanker Uteri

downloadTelah kita diketahui bahwa pencegahan efektif kanker serviks merupakan tindakan preventif sekunder, yaitu deteksi lesi prakanker melalui tes Pap dan rangkaian tindak lanjut, misalnya pemeriksaan kolposkopi, biopsi. Pengalaman di negara maju menunjukkan bahwa konsep tersebut baru efektif jika cakupan populasi yang diperiksa tes Pap mencapai sebagian besar populasi yang berisiko. Namun, implementasi hal tersebut membutuhkan tidak hanya biaya, melainkan juga sumber daya manusia dan logistik peralatan yang besar.

Di Indonesia, cakupan tes Pap diperkirakan kurang dari 5 %. Untuk memenuhinya, diupayakan alternatif tes Pap dengan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) yang diharapkan mendapatkan cakupan yang lebih luas. Upaya memperluas skrining dengan tes IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) ini membutuhkan waktu sosialisasi yang tidak singkat meskipun telah dicanangkan oleh Ibu Negara.

TES PAP Tes pap atau yang lebih dikenal dengan pap smear adalah salah satu deteksi dini terhadap kanker serviks yang sering dilakukan. Pap smear banyak ditawarkan oleh klinik laboratorium. Pelaksanaannya mudah dan murah. Pada prinsipnya, pap smear adalah mengambil sel epitel yang ada di leher rahim yang kemudian dilihat kenormalannya. Berikut cara melakukan pap smear. 1. Usapkan spatula Eyre pada ektoserviks (bibir mulut rahim) terlebih dahulu. Lalu, pulas di kaca benda. 2. Usapkan cytobrush pada endoserviks. Lalu,pulas di kaca benda. 3. Rendam kaca benda dalam alkohol 96 %, minimal 30 menit.

PEMERIKSAAN SSBC/LBC (SITOLGI SERVIKS BERBASIS CAIRAN/ LIQUID BASE CYTOLOGY) Pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan pap smear di mana hasil pengambilan sel-sel mulut rahim ”dilarutkan” lebih dahulu pada suatu cairan, kemudian di-sentrifugasi/diambil endapannya, baru kemudian dibuat hapusan dan dibaca di bawah mikroskop. Dengan tehnik baru ini, keakuratan hasil pemeriksaan lebih tinggi walaupun biayanya lebih mahal. INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) Metode IVA pertama kali ditemukan oleh Sankaranarayanan dkk. Deteksi dengan metode IVA ini sangat cocok diaplikasikan di negara berkembang karena selain mudah, murah, efektif, tidak invasif, juga dapat dilakukan langsung oleh dokter, bidan atau paramedik. Hasilnya pun langsung bisa didapat, dan sensifitas serta spesifitasnya cukup baik. Alat dan bahan yang dibutuhkan pun sangat sederhana, yaitu spekulum vagina, asam asetat 3−5 %, kapas lidi, meja pemeriksaan,arung tangan bersih (lebih baik steril), dan dilakukan pada kondisi ruang yang terang (cukup cahaya). Kriteria pemeriksaan IVA atau Hasil pemeriksaan IVA, dikelompokkan sebagai berikut:

I. Normal

II. Radang/Atipik/Servisitis

III. IVA positif/ditemukan bercak putih

IV. Kanker serviks KOLPOSKOPI Kolposkopi adalah pemeriksaan mulut rahim dengan kamera pembesaran untuk mendeteksi serta melakukan tindakan terapi pada pasien dengan prakanker serviks uteri. Manifestasi Klinis Pada 92% lesi prakanker tidak terdapat gejala, kalau ada hanya berupa rasa kering di vagina.

Gejala: – awal: perdarahan per vaginam (kontak atau di luar masa haid). – lanjut: cairan keluar dari liang vagina berbau tidak sedap, nyeri (panggul, lumbosakral, gluteus), gangguan berkemih, nyeri di kandung kemih dan rektum. Kalau sudah bermetastasis maka akan timbul gejala sesuai dengan organ yang terkena. – residif: edema tungkai unilateral, nyeri siatika dan gejala obstruksi ureter.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *